Menanam di Lahan Sempit |
Kalo sudah bosan, Nafis ngajak main basket. Lemparan tangannya lumayan kuat dan terarah. Lha daripada barang di dalam rumah tumbang dilempari bola (baca: dengan sengaja sambil ketawa-tawa puas :D ) jadi saya pasang ring basket mainan di rumah. Keesokan harinya, Nafis panggil-panggil tetangga buat main badminton. Kadang om Bagus...kadang pakdhe Sukro. Raketnya ya raket dewasa...oh..oh..oh..
Salim sama om Gilang Ramadhan |
Krayon, spidol, pensil, sepertinya tidak selang lama, alhamdulillah 'termanfaatkan' dengan baik, hehehe...mengorbankan sebagian dinding ndak papalah.. Khusus corat-coret untuk latihan motorik halus, ada 2 sisi dinidng yang kami hibahkan untuk dibuat grafiti (baca: sepuas hati menggambarinya) asal tidak di dinding yang lain.
Ada buku yang sengaja saya letakkan dalam jangkauannya. Buku tipis penuh warna berisi angka 1 - 9. Poster A B C, dan buku iqro besar. Nafis sang pembelajar rupanya tertarik juga dengan buku-buku tadi. Meski mungkin baru seminggu dua tiga kali mau membuka-buka dan baca-baca sendiri. Huruf hijayyah sampai a ba ta tsa ja ha kho da. Setelah itu asyik main lego atau 'bal-balan'. Ya gak papa, kami tidak paksakan.
Menjaga aturan main, terus kami buat mengikuti perkembangan pola pikir anak. Misalnya:
- Saat sholat dan ngaji, tv mati.
- Seusai sholat, duduk dzikir sebentar dan berdoa. Nafis baru hafal 3 doa setelah sholat (doa orgtua, doa menuntut ilmu, doa sapu jagat). Alhamdulillah. Semoga Nafis selalu lurus di jalan Alloh Subhanahu wata'ala.
- Merapikan kembali mainan ke Rumah Mainan setiap waktu. Kalo tidak, lha siapa lagi? sampai kapan? masak ayah ibunya terus. Lego, mobil-mobilan, pesawat, kereta api, bola, sepeda, dan apa saja yang bisa dimainkan, dirapikan kedalam keranjang yang kami sebut Rumah Mainan.
Semangat bun : )
BalasHapus