Rabu, 25 Maret 2015

Jika si Kecil Cepat Bosan

Menanam di Lahan Sempit
Coretan ini menyambung posting blog sebelumnya (Bingung Cari Bakat Anak?). Sebenarnya saat ini saya juga sedang menemani tumbuh kembang anak saya, Nafis (2,5 tahun). Apa saja seakan menjadi sumber ketertarikan. Dari unsur tanah, air dan udara, hehehe...Lha gimana nggak? Kolam ikan diobok-obok. Ada sisa pasir dan beberapa pot yang berada di depan rumah, dengan khusyuk ia aduk-aduk dan dipindahkan tanah dari pot satu ke pot sebelahnya. Ayah Amri biasanya langsung kasih modal tambahan 'cethok'. Ya...rumah tumbuh penuh tumbuhan tema-nya. Kalo ada musim ulat atau lintah, baru deh pot keluar pagar.

Kalo sudah bosan, Nafis ngajak main basket. Lemparan tangannya lumayan kuat dan terarah. Lha daripada barang di dalam rumah tumbang dilempari bola (baca: dengan sengaja sambil ketawa-tawa puas :D ) jadi saya pasang ring basket mainan di rumah. Keesokan harinya, Nafis panggil-panggil tetangga buat main badminton. Kadang om Bagus...kadang pakdhe Sukro. Raketnya ya raket dewasa...oh..oh..oh..


Salim sama om Gilang Ramadhan
Lain waktu mesti Nafis cari ide lagi. "Ayah...main gitar, yah". Trus nyanyi-nyanyi, ayah yang main gitarnya. Bosan ganti lagi minta piano. Nada do re mi fa sol la si do..udah fasih dilagukannya. Bukan ayah bundanya yang ngajari,tapi malah niru Bang Jarwo. Ya, udahlah yang penting ndak niru kata-kata negatif. Karena disinilah tantangannya me'reset' serapan kata negatif untuk diubah menjadi kata positif. Apalagi jika si kecil sudah mulai bersosialisasi dengan lingkungan luar rumah.

Krayon, spidol, pensil, sepertinya tidak selang lama, alhamdulillah 'termanfaatkan' dengan baik, hehehe...mengorbankan sebagian dinding ndak papalah.. Khusus corat-coret untuk latihan motorik halus, ada 2 sisi dinidng yang kami hibahkan untuk dibuat grafiti (baca: sepuas hati menggambarinya) asal tidak di dinding yang lain.

Ada buku yang sengaja saya letakkan dalam jangkauannya. Buku tipis penuh warna berisi angka 1 - 9. Poster A B C, dan  buku iqro besar. Nafis sang pembelajar rupanya tertarik juga dengan buku-buku tadi. Meski mungkin baru seminggu dua tiga kali mau membuka-buka dan baca-baca sendiri. Huruf hijayyah sampai a ba ta tsa ja ha kho da. Setelah itu asyik main lego atau 'bal-balan'. Ya gak papa, kami tidak paksakan.


Menjaga aturan main, terus kami buat mengikuti perkembangan pola pikir anak. Misalnya:
  • Saat sholat dan ngaji, tv mati.
  • Seusai sholat, duduk dzikir sebentar dan berdoa. Nafis baru hafal 3 doa setelah sholat (doa orgtua, doa menuntut ilmu, doa sapu jagat). Alhamdulillah. Semoga Nafis selalu lurus di jalan Alloh Subhanahu wata'ala.
  • Merapikan kembali mainan ke Rumah Mainan setiap waktu. Kalo tidak, lha siapa lagi? sampai kapan? masak ayah ibunya terus. Lego, mobil-mobilan, pesawat, kereta api, bola, sepeda, dan apa saja yang bisa dimainkan, dirapikan kedalam keranjang yang kami sebut Rumah Mainan.
Hingga hari ini, saya dan suami belum tahu bakat apa saja yang baik untuk dikembangkan kedepan. Semua baru sebatas mengenal dan mengenal, mencoba dan terus mencoba. InsyaAllah bermanfaat. Dan lebih baik memberikan kail, daripada memberikan umpan. Selamat bermain sembari belajar, anakku sholih...

1 komentar:

Karya Pelangi

Karya Pelangi
Kumpulan kisah inspiratif dari pemenang kompetisi "Pelangi"

Panggil Aku, dengan Cinta

Panggil Aku, dengan Cinta
Kolaborasi 50 penulis cilik & para guru dari sebuah kelas inklusi.

Pandang Aku, dengan Cinta

Pandang Aku, dengan Cinta
Kolaborasi 50 penulis cilik & para guru # seri 2

KARYA BUKU

KARYA BUKU
Aurel Temanku, penggalan-penggalan kisah dalam fiksi biru 2014.

KARYA BUKU

KARYA BUKU
Judul: 110 Trik Cepat CorelDraw untuk Pemula, Gramedia, Jakarta 2008.

KARYA BUKU

KARYA BUKU
Rakhma untuk Sasa, gadis cilik dikelasku