Jumat, 01 April 2011

Sehat Alami ala Simbok Jamu


Simbok jamu ditengah para pembeli
Sruput…sruput…sruput. Terlihat segar sekali  segelas ramuan yang disebut jamu itu diminum. Sore tadi, sengaja saya berhenti dan mencoba ikut-ikutan dikerumunan orang yang mau antri beli jamu. Sebenarnya jauh juga sih dari jalur menuju rumah. Saya perhatikan, tiap kali lewat, selalu saja antrian bapak-bapak, ibu-ibu, anak-anak, segala usia sabar mengantri (bagian ini bagus juga ya untuk dijadikan budaya). Soalnya, sesekali ada juga sih seorang ibu yang maksa minta didahulukan, seperti yang sempat kulihat tadi.



Uniknya, dengan pembeli anak-anak, anak muda dan kaum adam, simbok jamu yang satu ini mesra sekali memanggil pelanggannya dengan kalimat, “Ya sayang…., dua ribu aja sayang….kok lama tidak kesini sayang…,” hehehe mungkin sentimen ama ibu-ibu kali ya? Habis kalau ibu-ibu yang beli, ndak pernah manggil sayang-sayang.

Jamu sayang, begitu mungkin sebutannya. Tepatnya di kampung Krembyongan,utara kota Solo. Di bawah pohon magnifera indica, ditambah slayer putih yang dililitkan dileher, jamu gendhong ini mangkal. Tidak perlu pakai hak cipta, simbok ternyata sudah puluhan tahun menjadi penjual jamu. Ramuannya saya coba dengan suami, hmmm….hampir-hampir tak ada ramuan yang pahit seperti jamu-jamu gendhong yang beredar di kampung-kampung. Simbok jamu juga menyediakan telur bebek, telur ayam kampung, dan kapsul untuk pembeli tertentu. Jadi yang beli tinggal bilang, sakitnya apa? atau keluhannya apa? Pantaslah kalau banyak fans jamu gendhongnya.

Sudah berabad-abad, jamu dikenal di Indonesia. Awalnya jamu hanya berkembang didalam lingkungan istana atau keraton, seperti di Kesultanan di Yogyakarta dan Kasunanan di Surakarta. Bahan-bahan dari umbi-umbian, tumbuh-tumbuhan yang diambil akar, daun, kulit kayu, buah dan bunga diolah secara alamiah. Sekarang jamu sudah berkembang luas diluar istana. Jamu jadi resep turun temurun dari para leluhur agar dapat dipertahankan dan dikembangkan.

So..ingin sehat? Coba deh herbal ala simbok jamu gendhong ini. InsyaAllah, bisa membantu menyembuhkan berbagai penyakit, juga dapat menjaga kecantikan.

4 komentar:

  1. boleh dong sekali-sekali ajak saya menikmatinya.

    BalasHapus
  2. oke...silahkan mampir dan dicoba

    BalasHapus
  3. bunda thofin

    wah jadi keinget waktu "dicekoki" jamu sama Almarhumah Simbok ku...wah..wah...rasanya "nikmat" pahitnya...he..he...

    BalasHapus
  4. bunda, kalo jamu yg ini beda banget. Dijamin tanpa rasa pahit, mungkin visinya 'menghilangkan pahitnya hidup' hehehehe...

    Mtur nuwun udah bkenan mampir.

    BalasHapus

Karya Pelangi

Karya Pelangi
Kumpulan kisah inspiratif dari pemenang kompetisi "Pelangi"

Panggil Aku, dengan Cinta

Panggil Aku, dengan Cinta
Kolaborasi 50 penulis cilik & para guru dari sebuah kelas inklusi.

Pandang Aku, dengan Cinta

Pandang Aku, dengan Cinta
Kolaborasi 50 penulis cilik & para guru # seri 2

KARYA BUKU

KARYA BUKU
Aurel Temanku, penggalan-penggalan kisah dalam fiksi biru 2014.

KARYA BUKU

KARYA BUKU
Judul: 110 Trik Cepat CorelDraw untuk Pemula, Gramedia, Jakarta 2008.

KARYA BUKU

KARYA BUKU
Rakhma untuk Sasa, gadis cilik dikelasku