Rabu, 11 Oktober 2017

Menyemai Budaya Literasi di Sekolah Dasar

Sebelum bel berbunyi, sekitar lima hingga enam orang anak asyik membaca buku yang terpajang di rak baca kelas. Sementara siswa-siswi yang lain sepertinya belum tertarik dengan buku. Saya dulu melihat hal semacam ini hampir setiap tahun. Sudut baca di kelas hanya mampu menarik minat baca anak-anak sepekan pertama. Setelahnya adalah pembaca-pembaca militan yang setia dan selalu rindu dengan buku. Meskipun ditambah koleksi bukunya dari donasi anak yang membawa bacaan di rumah. Inipun yang membawa buku, mereka inilah yang saya sebut dengan pembaca militan tersebut. Saya mempercayai, anak-anak inilah pembaca cilik yang setia dan terbiasa dengan buku di lingkungan rumahnya masing-masing. Artinya, dari rumahpun telah tertanam kebutuhan membaca dan memahami isi buku bacaan. Karena biasanya, referensi bercerita mereka (baik secara tertulis maupun verbal), rupanya lebih kaya kosakata daripada anak-anak yang jarang membaca buku.
Deklarasi UNESCO juga menyebutkan bahwa literasi informasi terkait juga dengan kemampuan untuk mengidentifikasi, menentukan, menemukan, mengevaluasi, menciptakan secara efektif dan terorganisasi, menggunakan dan mengomunikasikan informasi untuk mengatasi berbagai persoalan-persoalan. Kemampuan-kemampuan itu perlu dimiliki tiap individu sebagai syarat turut serta berpartisipasi didalam masyarakat informasi, dan itu bagian dari hak dasar manusia menyangkut pembelajaran sepanjang hayat.

Karya Pelangi

Karya Pelangi
Kumpulan kisah inspiratif dari pemenang kompetisi "Pelangi"

Panggil Aku, dengan Cinta

Panggil Aku, dengan Cinta
Kolaborasi 50 penulis cilik & para guru dari sebuah kelas inklusi.

Pandang Aku, dengan Cinta

Pandang Aku, dengan Cinta
Kolaborasi 50 penulis cilik & para guru # seri 2

KARYA BUKU

KARYA BUKU
Aurel Temanku, penggalan-penggalan kisah dalam fiksi biru 2014.

KARYA BUKU

KARYA BUKU
Judul: 110 Trik Cepat CorelDraw untuk Pemula, Gramedia, Jakarta 2008.

KARYA BUKU

KARYA BUKU
Rakhma untuk Sasa, gadis cilik dikelasku