Sabtu, 26 Maret 2011

Tang Tung Tang Tung…si Tangan Ajaib


Asyik mainkan musik tradisional
Tung…tung…tung…dung! dung! dung!… dung! dung! dung!...  Suara keras berirama terdengar dari arah halaman dalam sekolahku.  Penasaran, hingga kurelakan meletakkan bolpen merah dan setumpuk koreksian tes tengah semester murid-muridku. Setelah aku buka pintu kelas, semakin keras terdengar irama ketukan-ketukannya. 



Ulangan tengah semester alias mid baru sehari usai. Jika di sekolah, hari Sabtu adalah hari libur buat anak-anak. Ditambah hari Ahad, jadi deh 2 hari yang mengasyikkan. Yah, lantaran jam sekolah di hari efektif dimulai dari jam 7 hingga ba’da Ashar. Makanya sempat aku heran, kok libur-libur ada anak yang masuk.

Ada sekitar 10 anak yang kulihat tengah asyik mainkan alat musik. Kaos oblong dan sangat terlihat santai. Oh mereka sudah janjian rupanya buat main bareng. Biasanya kan mereka pakai baju seragam model koko. Biar masih SD, toh idealisme mereka untuk memainkan 2 jenis alat musik tradisional oke juga. Yang satu gamelan jawa, yang satu djembe (sering disebut jimbe) asal Afrika.


Adam (muridku kelas 5) yang biasanya berlatih dalang, kali ini memainkan Demung, bagian dari perangkat gamelan berbahan kuningan dengan 7 nada. Dipadukan rebana dan kendang yang ditabuh bergantian. Feeling ketukan dan irama masing-masing alat, oke juga. 
3 alat mahir dikuasai Adam
Sementara Anggit, yang hobi mukul-mukul meja, asyik bermain Kethuk. Ditambah gelengan-gelengan kepala yang sangat luwes. Ya, rata-rata mereka anak kelas 5 dan kelas 4. Anak-anak lainnya serentak menabuh djembe. Alat berbahan kulit kambing ini tingginya bermacam-macam. Ada yang 50 cm, 60 cm hingga 65 cm. Masih ada lagi alat yang mereka mainkan. Ada Sangban, Djundjun dan Kenkeni. Bahan yang digunakan berbahan kulit sapi dengan kayu mahoni ataupun kayu nangka. 

Aku menikmati permainan mereka. Meski jujur, aku sendiri belum bisa memainkan alat-alat ini. Tapi ada hal yang membuat ku bangga. Alhamdulillah, masih ada anak-anak yang menyukai dan mempelajari alat musik tradisional, tanpa sedikitpun merasa terpaksa. Dengan musik mereka saling menghargai, antara kakak kelas dengan adik kelas. Dengan musik mereka menghibur orang lain, tanpa batas usia. 
Saling menghargai perbedaan

Dan dengan musik mereka bisa belajar menselaraskan perbedaan-perbedaan bunyi masing-masing alat. Ibarat berkesempatan belajar lebih dulu, cara cantik memadukan berbagai perbedaan dalam harmoni yang lebih indah dan bisa dinikmati.

4 komentar:

  1. selamat ya buat anak2 alfi,yg akhirnya menangin lomba perkusi.sukses sll

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah berkat usaha anak2 alfi akhirnya berhasil juga.. sukses terus ya..tim Djimbe Al Firdaus...

    BalasHapus
  3. amin, semoga anak-anak juga terus semangat... Trims berkenan mampir..

    BalasHapus

Karya Pelangi

Karya Pelangi
Kumpulan kisah inspiratif dari pemenang kompetisi "Pelangi"

Panggil Aku, dengan Cinta

Panggil Aku, dengan Cinta
Kolaborasi 50 penulis cilik & para guru dari sebuah kelas inklusi.

Pandang Aku, dengan Cinta

Pandang Aku, dengan Cinta
Kolaborasi 50 penulis cilik & para guru # seri 2

KARYA BUKU

KARYA BUKU
Aurel Temanku, penggalan-penggalan kisah dalam fiksi biru 2014.

KARYA BUKU

KARYA BUKU
Judul: 110 Trik Cepat CorelDraw untuk Pemula, Gramedia, Jakarta 2008.

KARYA BUKU

KARYA BUKU
Rakhma untuk Sasa, gadis cilik dikelasku