Minggu, 24 April 2011

Duh! Susahnya Menginternalisasi Sadar Lingkungan

Kampanye menanam pohon
[Menyambung tulisan sebelumnya]. Setelah menjadi backpacker di Jakarta, maklumlah ya orang daerah, jalan-jalan berdua dengan suami dari shelter ke shelter, dari taman kota hingga ke bivak-bivak kota. Akhirnya kami beli tiket kereta di stasiun Senen untuk pulang. Tiba-tiba suara riuh terdangar dari arah depan stasiun, tepatnya di gelanggang remaja Jakarta Pusat. Yah, daripada manyun nunggu jam kereta berangkat, kami beranjak kesana.



Pentas teatrikal
'Pentas Kreatif' bumiku tersenyum digelar dalam rangka memperingati Hari Bumi se Dunia, dari 23-24 April 2011. Banyak para seniman, sastrawan, budayawan yang menghadirinya, dari luar pagar beberapa pengantri tiket kereta ekonomi-bisnis juga nonton sepertiku. Aku menikmati suguhan musikalisasi, pembacaan puisi, dan teatrikal. Dua perempuan muda, menawari suamiku seteguk kopi yang sepertinya menjadi salah satu sponsor acara tersebut.

"Seni untuk Bumi" dibuka dengan penanaman pohon Chairil Anwar secara simbolis kepada perwakilan pedagang dan pengamen. Kampanye tanam sejuta pohon terdengar lantang dari si MC. Mari kita rawat bumi kita yang makin rapuh, makin tua dan makin tak terurus. Sampai disini aku sepakat.

Sampah berserakan
Tapi ada yang menggelitik hati dan pikiranku. Manakala orasi ajakan menyelamatkan bumi tadi, diikuti dengan tepuk tangan para tamu. Ada bocah-bocah yang asyik mengumpulkan gelas plastik, botol mineral, dan sampah-sampah kertas. Lalu beberapa tamu yang tengah berpentas kreasi untuk bumi, dan yang sedang duduk menikmati acara tetap saja asyik makan dan membuang sampahnya asal-asalan. Kumuh, dan amat sangat ironi (ditengah orasi ajakan sadar lingkungan tadi). 

Terima kasih pahlawan kecilku
Bagaimana tidak, kok ternyata pahlawan penyelamat bumi yang sebenarnya malah bocah-bocah tanpa alas kaki, yang ingin membantu ayah ibu mereka memulung sampah-sampah para tamu undangan. Yas, salah satu pahlawan kecil misalnya. Setelah mengambil gelas mineral atau gelas kopi sponsor, airnya ia buang di rumput. Penasaran kuikuti dia, dan sambil berlari kecil, ia siramkan sisa air di pot-pot besar sepanjang teras gedung gelanggang remaja.
Luar biasa nak, terima kasih sudah jadi pahlawan yang sesungguhnya. Pahlawan penyelamat lingkungan, penyelamat bumi. Malulah nak kami ini, pandai berkata tak pandai menginternalisasikan dalam diri dan perbuatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Karya Pelangi

Karya Pelangi
Kumpulan kisah inspiratif dari pemenang kompetisi "Pelangi"

Panggil Aku, dengan Cinta

Panggil Aku, dengan Cinta
Kolaborasi 50 penulis cilik & para guru dari sebuah kelas inklusi.

Pandang Aku, dengan Cinta

Pandang Aku, dengan Cinta
Kolaborasi 50 penulis cilik & para guru # seri 2

KARYA BUKU

KARYA BUKU
Aurel Temanku, penggalan-penggalan kisah dalam fiksi biru 2014.

KARYA BUKU

KARYA BUKU
Judul: 110 Trik Cepat CorelDraw untuk Pemula, Gramedia, Jakarta 2008.

KARYA BUKU

KARYA BUKU
Rakhma untuk Sasa, gadis cilik dikelasku