Begu & truk penambang pasir |
Banjir lahar dingin...
Perjalanan kulanjutkan sampai Cangkringan. Dikanan kiri jalan, sawah menghijau, beberapa siap dipanen. Subur...mungkin inilah berkah dari Alloh lewat merapi. Rejeki pasir bagi penambang, pupuk bagi petani, bahkan rejeki untuk bakul-bakul dadakan karena desa Cangkringan seperti menjadi tempat 'wisata' baru.
Sawah menghijau disepanjang lereng Merapi |
Motorku belok ke arah kali Gendol. Batang-batang pohon banyak yang mati, gersang. Pasir menggunung sangat tinggi dan volume yang sangat tinggi. Banyak rumah tak lagi berbekas. Kata Pak Dhe-ku, warga di lereng sini sudah pasrah, dan banyak-banyak memuji kebesaran Alloh. Pak Dhe bilang, sebenarnya lebar sungai itu ya seperti sekarang ini (yang dilewati lahar). Hanya beberapa orang lantas nekat membangun rumah ditepian kali (sungai), hingga kali makin menyempit. Jadi ya kalau 'diminta' lagi (jalur lahar di kali Gendol) ya sudah semestinya diikhlaskan saja.
Aliran lahar dingin Merapi menerjang gunungan pasir di Kali Gendol (5/3/2011) |
Tiba-tiba helm yang kupakai berbekas rintikan hujan abu. Kali Gendol yang tadi baru saja kulihat hampir mengering, tiba-tiba saja muncul gulungan lahar berbau belerang, asap mengepul tinggi, batu-batu besar turun mengikuti arus yang kian membesar & melebar. Subhanallah...inilah kuasa Alloh swt. Semoga Alloh senantiasa melindungi kita, amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar