Berikan yang terindah untuk anak kita (Kufoto pake hp Nokia jadul 2009) |
Pertanyaan ini sempat menggelitik saat saya nonton tayangan Kickandy sore ini (Minggu, 20/2/2011) di MetroTV. Meski terlambat mengikuti dari awal, tapi untung masih bisa lihat Pak Arif Rahman yang mendeskripsikan bagaimana menjadi guru sejati itu.
Merinding mendengarnya, sebenarnya saya sudah sangat sering mendengarkan para pembicara seminar/workshop guru berbicara hal yang serupa. Namun begitu itu disampaikan Pak Arif Rahman, kok beda ya diterima di hati saya.
Merinding mendengarnya, sebenarnya saya sudah sangat sering mendengarkan para pembicara seminar/workshop guru berbicara hal yang serupa. Namun begitu itu disampaikan Pak Arif Rahman, kok beda ya diterima di hati saya.
Guru yang menggunakan hati, biasanya mengundang hati juga. Guru yang mengajar dengan hati, akan mampu menarik hati anak didiknya. Biasanya mereka adalah contoh guru-guru idola.
Guru yang kreatif biasanya dimulai dari kecintaan pada ilmunya. Guru idola adalah guru yang selalu dinanti. Guru sejati senang jika melihat muridnya bahagia dan sukses, bukan senang melihat anak didiknya tertekan. Ini menjadi refleksi khususnya untuk saya sendiri. Dan semoga kita semua para pendidik, mampu mengemban amanah ini (menjadi guru yang dinanti).
assalamualaikum. numpang lewat bu...
BalasHapusn sepertinya bu rakhma dah masuk jadi guru sejati deh :)... semoga makin istiqomah
Nderek tepang kulo P. Cahyono...,
BalasHapusMemang berat menyandang julukan ...sejati.... Saya bukan guru tapi ijinkan saya menginformasikan blog saya. Supados mampir wonten ing http://pcahyono.blogspot.com/
Salam kreatif...